PAPUATENGAH.DISWAY.ID - Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) memastikan akan menyalurkan 1,3 juta ton beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ke masyarakat hingga akhir tahun 2025.
Penyaluran ini akan dilakukan lewat jaringan 80.000 Koperasi Desa dan Kelurahan Merah Putih (KopDes/Kel Merah Putih) yang tersebar di seluruh Indonesia.
Langkah ini merupakan tindak lanjut dari hasil Rapat Terbatas bersama Presiden Prabowo Subianto pada 30 Desember 2024, yang menargetkan total penyaluran beras SPHP hingga 1,5 juta ton sepanjang tahun 2025.
BACA JUGA:Waspada! Dampak Ekonomi Perang Iran vs Israel Ancam Indonesia, Pakar Bongkar Strategi Selamatkan RI
Sementara hingga pertengahan Juni 2025, realisasi penyaluran baru mencapai 181.100 ton, sehingga masih ada sekitar 1,318 juta ton beras yang akan digelontorkan dalam enam bulan ke depan.
Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas, I Gusti Ketut Astawa, menjelaskan bahwa penyaluran melalui koperasi ini bertujuan untuk memastikan masyarakat mendapatkan beras berkualitas dengan harga terjangkau, sekaligus menjaga stabilitas harga pasar.
"Bayangkan kalau 80.000 koperasi ini sudah berjalan penuh. Pemerintah akan punya jalur distribusi langsung ke masyarakat yang membutuhkan," ujar Ketut dalam keterangan tertulisnya.
BACA JUGA:Presiden Minta Tambah 100 Sekolah Rakyat, Kemensos Harapkan Pemda Aktif Dukung Program
Sementara itu, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan bahwa KopDes/Kel Merah Putih juga akan didorong menjadi pusat penggerak ekonomi desa.
Tidak hanya menjual beras SPHP, koperasi ini akan dilengkapi dengan gerai pangan, klinik, apotek, cold storage, hingga penjualan elpiji 3 kg.
"Dengan KopDes, masyarakat tidak akan kesulitan lagi mencari kebutuhan pokok dengan harga terjangkau,” ujar Arief.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Zulkifli Hasan, menambahkan bahwa selama ini penyaluran beras SPHP di pasar sering kali tidak sampai ke tangan masyarakat yang berhak. Melalui koperasi, distribusi akan lebih langsung dan tepat sasaran.
“Kalau lewat pasar, beras SPHP bisa dioplos dan dijual mahal. Sekarang lewat koperasi, kita bisa kirim langsung ke desa dan kelurahan. Lebih aman, lebih murah, dan tepat sasaran,” pungkasnya.