Jakarta, Disway.id - Hubungan ekonomi antara Indonesia dan Rusia kembali mendapat dorongan baru melalui pelaksanaan Russia-Indonesia Business Forum yang digelar di Hotel Raffles, Jakarta Selatan pada Senin (14/04/2025).
Acara ini diinisiasi oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bersama Roscongress International, serta Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Federasi Rusia. Dalam sambutannya, Wakil Ketua Umum Koordinator (WKUK) Bidang Luar Negeri Kadin Indonesia, James T. Riady, menyampaikan bahwa forum ini merupakan bagian dari perjalanan panjang hubungan bilateral yang hangat dan dinamis antar-kedua negara.
"Kami melihat Indonesia sebagai negara berkembang yang menawarkan banyak peluang, dan kami ingin melihat lebih banyak bisnis Rusia datang ke Indonesia, tidak hanya di sektor pertahanan dan energi, tetapi juga di sektor-sektor lain seperti kesehatan dan pendidikan,” ujarnya.
James juga menekankan bahwa penyediaan layanan kesehatan menjadi salah satu bidang dengan potensi pertumbuhan yang tinggi. Ia mengapresiasi dukungan Rusia dalam pendirian Friendship Hospital sebagai simbol nyata kerja sama di bidang ini.
“Kami belum cukup aktif membawa bisnis Indonesia ke Rusia, begitu pula sebaliknya. Kami ingin mendorong keterlibatan yang lebih besar antar-pelaku usaha kedua negara,” tambahnya.
Senada dengan itu, Ketua Komite Bilateral Rusia-Belarus Kadin Indonesia, Didit Ratam, menyatakan bahwa forum ini diselenggarakan sebagai respons terhadap meningkatnya dinamika hubungan ekonomi kedua negara, terutama setelah Indonesia resmi bergabung dengan BRICS pada 5 Januari 2025.
“Forum bisnis seperti ini perlu diperbanyak. Dalam waktu dekat, pengusaha Indonesia juga akan mengirimkan delegasi besar ke St. Petersburg International Economic Forum pada Juni 2025. Hubungan ini tidak bisa hanya dibangun di atas kebijakan, tapi juga oleh pebisnis yang bertemu dan berinteraksi langsung,” jelas Didit.
Ia menambahkan bahwa di tengah ketidakpastian ekonomi global, penting bagi Indonesia untuk menggali pasar non-tradisional, termasuk Rusia, Eropa Timur, Amerika Latin, dan Afrika.
“Volume perdagangan Indonesia dan Rusia saat ini sekitar 4 miliar dolar AS. Target awal kami adalah mendorongnya menjadi 5 miliar dolar AS, dan terus meningkat,” ujarnya.
Dalam forum tersebut, berbagai sektor dijajaki melalui sesi business matching, termasuk sekto pertambangan, jasa teknik, minyak dan gas, serta pendidikan. Lebih jauh, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartanrto yang turut hadir dalam acara tersebut mengatakan, forum bisnis ini menjadi momentum penting untuk mempererat kerja sama strategis di tengah kondisi global yang tidak menentu.
“Sejak 2018, forum ini sudah berjalan, namun sempat tertunda akibat pandemi. Sekarang kita mulai lagi, dan kita dorong kerja sama ini melalui kolaborasi antarwarga (people-to-people collaboration),” kata Airlangga.
Ia juga mengungkapkan bahwa salah satu kendala utama dalam hubungan dagang kedua negara adalah sistem pembayaran dan perdagangan. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya konektivitas langsung seperti penerbangan dari Moskow ke Bali dan Jakarta.
“Saya sudah berbicara dengan Deputy Prime Minister Russian Federation Denis Manturov mengenai kemungkinan penerbangan langsung Moskow-Jakarta, yang akan sangat menunjang hubungan bisnis kedua negara," tandas Airlangga.
Sebagai informasi, forum ini mempertemukan lebih dari 30 perusahaan Rusia, termasuk produsen solusi digital, produk makanan, peralatan khusus, serta turut melibatkan Pusat Ekspor Rusia (REC).
Forum ini turut dihadiri oleh First Deputy Prime Minister of the Russian Federation Denis Manturov, General Director Russian Export Center Veronika Nikishina, Chairman of the Board of Directors Delo Group Sergey Shishkarev, dan Director of Risk Management PT Pertamina (Persero) Ahmad Siddik Badruddin.