PUNCAK, PAPUATENGAH.DISWAY.ID - Satuan Tugas Gabungan TNI melakukan operasi penindakan terhadap dua orang yang diduga sebagai anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) di wilayah Distrik Ilaga dan Distrik Onerik, Kabupaten Puncak, Papua Tengah, pada Selasa dan Rabu, 22-23 Juli 2025.
Keduanya, Lison Murib alias Limar Elas dan Alena Murib alias Alerid Murib, telah masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) sejak April 2020 akibat keterlibatan dalam aksi penembakan warga sipil di Mimika.
"Setiap tindakan prajurit TNI dalam menghadapi kelompok bersenjata ini dilaksanakan secara profesional, terukur, dan berdasarkan hukum yang berlaku," ujar Kapuspen TNI Mayjen Kristomei Sianturi, Selasa (29/7).
BACA JUGA:Papua dan Wilayah Timur Terancam Tsunami Usai Gempa Dahsyat di Rusia, Ini Imbauan Resmi BMKG
Penindakan ini merupakan bagian dari Operasi Militer Selain Perang (OMSP) sebagaimana diamanatkan dalam UU Nomor 3 Tahun 2025 tentang TNI.
Menurut Kristomei, selain tindakan penegakan hukum, TNI tetap mengedepankan pendekatan humanis dan dialogis demi menciptakan keamanan berkelanjutan di Tanah Papua.
"Kami menyambut baik jika ada anggota OPM yang sadar dan ingin kembali ke pangkuan NKRI untuk bersama membangun Papua," tambahnya.
BACA JUGA:Karyawan PTFI Angkut 600 Kg Sampah dari Jalur Pendakian Cartenz Papua Tengah
Temuan Mengejutkan
Dalam operasi tersebut, Satgas mengamankan sejumlah barang bukti mencurigakan yang diduga berkaitan dengan aktivitas separatis, termasuk:
- Uang tunai jutaan hingga puluhan juta rupiah
- Amunisi kaliber 5,56 mm dan 7,62 mm
- Senjata tajam (parang dan panah)
- Empat unit ponsel, HT, dan teropong
BACA JUGA:Fakta Mencengangkan: 205.000 Anak di Papua Tengah Tidak Sekolah, Ini Respons Gubernur
- Dokumen jaringan separatis dan permintaan dana
- Bendera Bintang Kejora dan cap TPNPB
Barang-barang tersebut ditemukan baik di lokasi penindakan maupun di Kampung Gunalu, yang diduga menjadi salah satu basis logistik kelompok tersebut.
TNI menduga adanya sumber pendanaan ilegal, termasuk pemaksaan terhadap aparat desa hingga perampasan dari masyarakat sipil.
Operasi ini menandai keberhasilan lain dari kolaborasi TNI dan masyarakat dalam upaya mengurangi ancaman dari kelompok bersenjata yang kerap mengganggu stabilitas keamanan dan pembangunan di Papua Tengah.