Petani Kopi Intan Jaya Harap Dukungan Pemerintah: Potensi Besar di Tanah Tinggi Papua

Lutianus Weya, petani kopi asal Kampung Tausiga, Distrik Agisiga, tetap semangat menggeluti usaha kopinya di tengah dinginnya pegunungan sejak 2013.--Istimewa
INTAN JAYA, PAPUATENGAH.DISWAY.ID - Di tengah pegunungan dingin Kampung Tausiga, Distrik Agisiga, seorang petani kopi bernama Lutianus Weya terus menjaga semangat usahanya yang sudah dijalani sejak tahun 2013.
Dari kebun kopi Arabika seluas tiga hektare miliknya, ia menghasilkan sekitar 90 kilogram biji kopi per panen, yang kemudian diolah secara mandiri dengan cara-cara tradisional.
Bersama keluarganya, Lutianus masih menggunakan lumpang dan alu untuk menggiling kopi, lalu mengayaknya untuk menghasilkan tekstur yang lebih halus. Proses panjang ini ia jalani tanpa mesin modern, sebuah bukti kegigihan yang perlu mendapat perhatian lebih dari pemerintah.
BACA JUGA:Meki Nawipa: Koperasi Merah Putih Wujud Nyata Semangat Demokrasi Ekonomi
“Pemerintah tolong bantu, usaha ini sudah lama, tetapi pasarannya belum meluas,” kata Lutianus, Sabtu (19/7/2025).
“Selama ini kopi kami hanya dijual di dalam Papua, belum pernah keluar daerah.”
Kopi Intan Jaya Dinilai Berpotensi Besar, Pelatihan Mulai Diberikan
Faisal M. Rapid, pemilik Coffee Shop Kopi Kasuari, turut memberikan perhatian pada perjuangan para petani lokal di Intan Jaya. Ia menilai bahwa kopi yang tumbuh di ketinggian pegunungan Papua Tengah ini memiliki nilai ekonomi dan historis yang tinggi.
“Kami sudah kunjungi beberapa petani kopi di Intan Jaya dan memberikan pelatihan soal pengolahan pasca panen. Karena proses pasca panen itu krusial agar kualitas kopi bisa meningkat dan punya nilai jual yang lebih baik,” jelas Faisal.
BACA JUGA:66 Putra-Putri Puncak Siap Kuliah ke Luar Negeri, Pemkab Gelontorkan Dana dari APBD
Pelatihan tersebut telah diikuti oleh enam kelompok petani, dan tak hanya melibatkan generasi tua, tapi juga anak-anak muda sebagai motor penggerak keberlanjutan usaha kopi di daerah tersebut.
“Kalau tidak dijaga, kopi khas Pegunungan Papua Tengah ini bisa punah. Padahal ini adalah warisan dan modal besar bagi anak-anak muda untuk mengelola kekayaan alam secara kreatif,” imbuhnya.
Diharapkan Jadi Produk Kebanggaan Intan Jaya
Potensi kopi lokal dari Intan Jaya bukan hanya soal rasa dan aroma, tetapi juga konteks geografis. Berada di wilayah ketinggian, membuat kopi ini memiliki karakteristik khusus yang bisa bersaing di pasar nasional maupun internasional.
BACA JUGA:152 Koperasi Merah Putih Diluncurkan di Mimika, Bupati: Ini Bukan Seremonial
Dengan dukungan dari pelatihan serta dorongan dari pelaku UMKM dan pemda, diharapkan kopi Intan Jaya bisa menembus pasar lebih luas, sekaligus membawa peningkatan kesejahteraan bagi para petani lokal.
Sumber: