Setelah 62 Tahun Menghilang, Nokdiak Moncong Panjang Ditemukan Hidup di Pegunungan Cyclops Papua

Setelah 62 Tahun Menghilang, Nokdiak Moncong Panjang Ditemukan Hidup di Pegunungan Cyclops Papua

Foto langka nokdiak moncong panjang Attenborough (Zaglossus attenboroughi) ditemukan kembali setelah lebih dari 60 tahun.--Expedition Cyclops

PAPUATENGAH.DISWAY.ID - Dunia ilmu pengetahuan dihebohkan dengan penemuan kembali nokdiak moncong-panjang Attenborough (Zaglossus attenboroughi), mamalia bertelur purba yang terakhir tercatat pada tahun 1961.

Selama lebih dari 60 tahun dianggap punah, spesies ini kini berhasil terekam kamera dalam kondisi hidup di hutan terpencil Pegunungan Cyclops, Papua.

Dikenal sebagai salah satu dari hanya lima mamalia bertelur yang masih ada di dunia, nokdiak merupakan bagian dari kelompok monotremata yang telah berevolusi sejak lebih dari 200 juta tahun lalu, sejaman dengan dinosaurus. Karena keunikan evolusionernya, hewan ini kerap dijuluki “fosil hidup”.

Penemuan luar biasa ini diumumkan secara resmi dalam jurnal ilmiah NPJ Biodiversity pada 12 Mei 2025, dan menjadi salah satu kabar konservasi paling penting dekade ini.

BACA JUGA:Misteri Tempat-Tempat Keramat di Kampung Yaur, Surga Tersembunyi di Nabire Papua yang Tak Banyak Diketahui!

Rekaman Hidup Pertama: 110 Foto dan 26 Peristiwa

Dipimpin oleh peneliti dari University of Oxford, tim ilmuwan bekerja sama dengan masyarakat lokal Papua dalam misi ekspedisi ke Pegunungan Cyclops pada pertengahan 2023. Dengan ketinggian lebih dari 2.000 meter di atas permukaan laut, wilayah ini menjadi benteng alami terakhir bagi berbagai spesies endemik.

Selama bulan Juni–Juli 2023, tim memasang 73 kamera jebak di area seluas 7 km². Lokasi kamera dipilih berdasarkan pengetahuan lokal—terutama tentang jejak khas nokdiak seperti lubang penggalian yang biasa muncul saat hewan ini mencari makanan berupa invertebrata di tanah.

Hasilnya mengejutkan: kamera berhasil menangkap 110 foto dari 26 kejadian berbeda yang menunjukkan aktivitas nokdiak dalam mencari makan dan bergerak di habitat alaminya. Ini adalah bukti fotografi pertama yang tak terbantahkan bahwa Zaglossus attenboroughi masih hidup hingga hari ini.

BACA JUGA:Pulau Kapotar, Destinasi Eksotis dan Surganya Kelapa Lezat Tanah Papua

Peran Penting Masyarakat Lokal dan Pengetahuan Adat

Keberhasilan ekspedisi ini tidak lepas dari kontribusi masyarakat adat di sekitar Pegunungan Cyclops. Mereka telah mengenal hewan ini selama bertahun-tahun dan menyebutnya dengan nama lokal "Payangko". Kearifan lokal ini mencakup lokasi lubang penggalian, waktu kemunculan, hingga area yang diyakini sebagai habitat alami spesies tersebut.

Metode ilmiah seperti pemetaan jalur satwa dan penggunaan kamera jebak dipadukan dengan pengetahuan tradisional, membuktikan bahwa kolaborasi antara ilmu modern dan adat istiadat lokal sangat efektif dalam pelestarian satwa langka.

Zaglossus attenboroughi: Warisan Evolusi yang Terancam

Nokdiak moncong-panjang Attenborough merupakan salah satu spesies paling unik secara biologis. Berasal dari garis keturunan monotremata, ia mewakili satu-satunya kelompok mamalia yang masih bertelur—bersama platipus dan ekidna lainnya.

BACA JUGA:Tips Nyaman Solo Traveling ke Papua: Destinasi Ideal Bagi Para Petualang

Sumber: